You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Cerita Juru Bahasa Isyarat Bekerja di Tengah Wabah COVID-19
.
photo doc - Beritajakarta.id

Cerita Juru Bahasa Isyarat Bekerja di Tengah Wabah COVID-19

Penyebaran arus informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan dan ditunggu masyarakat di tengah wabah COVID-19. Tak terkecuali bagi para penyandang tuna rungu yang setiap harinya juga ingin mengetahui perkembangan informasi tersebut.

Tantangannya, saya harus bisa menyampaikan informasi secara utuh dan dimengerti para tuna rungu

Di baiik kondisi itu, mungkin tidak banyak yang tahu jika pemenuhan informasi bagi tuna rungu tidak bisa tersampaikan tanpa adanya peran dari penerjemah bahasa isyarat seperti Edik Widodo (42). Pria yang tergabung dalam lembaga Indonesia Sign Language Interpreters (INASLI) dan bertugas di Beritajakarta.id ini hampir setiap hari menyiarkan informasi dari Pemprov DKI terkait perkembangan COVID-19 kepada para tuna rungu.

"Sejak saya menggeluti profesi ini pada tahun 1999, baru kali ini seorang penerjemah seperti saya secara langsung diminta hadir dalam konferensi pers. Langkah Pemprov DKI ini sangat brilian," kata Widodo saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/4).

Kisah Anggota Tim Penyelidikan Epidemiologi COVID-19 di Koja

Ia menuturkan, peran penerjemah bahasa isyarat biasanya memang digunakan sebagai penunjang lisan nara sumber saat menyampaikan informasi dalam konferensi pers. Dalam hal ini informasi yang disampaikan terkait dengan perkembangan COVID-19 yang sangat dinantikan para tuna rungu.

"Tantangannya, saya harus bisa menyampaikan informasi secara utuh dan dimengerti para tuna rungu. Karena di layar televisi, fokus mereka terbelah. Di mana harus melihat kejadian secara visual, tapi juga isyarat dari penerjemah," ungkapnya.

Selama menjalani profesinya, Widodo juga didampingi konsultan dari kalangan tuna rungu yang telah melakukan survei terkait hasil kepuasan responden setelah melihat para penerjemah menyampaikan informasi di layar televisi.

"Tim saya ini lah yang terus mendampingi saya setiap jam kerja dari pukul 11.00 hingga 16.00 atau pukul 16.00 hingga pukul 19.00," terangnya.

Widodo mengakui pekerjaan yang dilakoninya saat ini sangat beresiko karena berada di tempat terbuka. Namun rasa kekhawatiran itu tak membuatnya menyerah untuk terus menyebarkan informasi kepada para tuna rungu.

"Hal ini saya lakukan juga agar para tuna rungu mendapat akses informasi yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Selain itu saya senang melakukan pekerjaan ini," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pendaftaran Anggota KI DKI 2025-2029 Dimulai 25 Juli

    access_time16-07-2025 remove_red_eye3859 personFolmer
  2. Tim Sepak Bola U-12 DKI Wakili Indonesia Berlaga di Dana Cup Denmark

    access_time16-07-2025 remove_red_eye1642 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. JPO di Jalan Otista Direvitalisasi, Rekayasa Lalin Dimulai 20 Juli

    access_time17-07-2025 remove_red_eye980 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Pramono Tegaskan Komitmen Pembangunan Berkelanjutan di Forum PBB

    access_time17-07-2025 remove_red_eye938 personDessy Suciati
  5. BPBD DKI Minta Warga Waspada Banjir Pesisir

    access_time15-07-2025 remove_red_eye919 personAldi Geri Lumban Tobing

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik